SEJARAH DESA BANDUNGKIDUL
Sejarah Desa Bandungkidul bermula pada abad 16-17, dimana Sultan Agung sebagai penguasa Kerajaan Mataram beserta punggawanya menyerang VOC ke Batavia.
Desa Bandungkidul merupakan rute yang dilewati oleh pasukan Mataram tersebut. Konon dalam perjalanan pulang tersebut Pangeran Bethoro wafat dan jenazahnya dibawa oleh pengikutnya dengan bandosa, sesuai pesan Pangeran Bethoro jenazahnya tidak boleh menyentuh tanah sehingga selalu diangkat oleh punggawanya secara pergantian.
Tepatnya pada saat sholat subuh bandosa cuma diangkat 3 orang saja, karena punggawa memaksa untuk sholat subuh. Alkisah yang mengangkat bandosa tersebut tertidur dan tanpa sengaja bandosa tersebut menyentuh tanah , dan setelah dilihat jenazah Pangeran Bethoro tidak ada.
Ketiga orang yang bertugas mengangkat bandosa diberi sanksi tidak boleh ikut pulang dan salah satu diwajibkan bebodro diwetan Kali Jali yaitu Ki Bandungreso yang kemudian menamakan wilayahnya menjadi Bandung dari kata Bandosa Agung.
Sedangkan Desa Bandungkidul diberikan nama tersebut setelah Ki Bandungreso wafat, digantikan oleh Martosoro, karena tidak ada penguasa yang jelas dan menjadi rebutan diantara para abdi yang beraliran keras dan jahat, hal ini membuat Bupati Purworejo yang bernama Cokro Negoro 1 (Th 1800) menugaskan ajudannya untuk mengambil alih kekuasaan daerah Bandungreso dengan pembagian mbelik ke timur milik ki Martosoro yang diberi nama Bandungrejo dan Mbelik ke barat sampai sungai jali yang diberi nama Bandungkidul yang dikepalai oleh Ki Sondrio.
Dan setelah dipimpin oleh ki sondrio telah berkali anti pemimpin/ kepala desa diantaranya :
*) sumber peta dari universitas leiden